ANGGARAN LABA



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR                                                                                                                                                      3
BAB I PENDAHULUAN                                                                                                                                                 4
1.1   LATAR BELAKANG                                                                                                                                       4
BAB II PEMBAHASAN                                                                                                                                                   5
2.1 ANGGARAN LABA DAN PERAN PENTINGNYA                                                                                5
2.2 FORMAT DASAR                                                                                                                                             6
2.3 METODE A POSTERIORI                                                                                                                           9
2.4 METODE A PRIORI                                                                                                                                       10
2.5 METODE PRAGMATIS                                                                                                                                 11
BAB III PENUTUP                                                                                                                                                          16
3.1 KESIMPULAN                                                                                                                                                  16
DAFTAR PUSTAKA                                                                                                                                                        17





















KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah .
   Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
                Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.



BAB 1 PENDAHULUAN
1.1   LATAR BELAKANG
Anggaran adalah rencana rinci untuk memperoleh dan menggunakan sumber daya keuangan dan lainnya selama periode waktu tertentu. Ini merupakan rencana untuk masa depan yang diungkapkan dalam istilah kuantitatif formal. Tindakan mempersiapkan anggaran disebut penganggaran. Penggunaan anggaran untuk mengendalikan kegiatan perusahaan disebut kontrol anggaran. 
Perencanaan jangka panjang dan kontrol yang sering bingung, dan kadang-kadang istilah ini digunakan sedemikian rupa untuk menunjukkan bahwa mereka berarti hal yang sama. Sebenarnya, perencanaan dan pengendalian adalah dua konsep yang sangat berbeda Perencanaan meliputi pengembangan obyek dan menyiapkan berbagai anggaran untuk mencapai anggaran.. Kontrol melibatkan langkah yang diambil oleh manajemen untuk meningkatkan kemungkinan bahwa tujuan yang ditetapkan pada tahap perencanaan tercapai dan bahwa semua bagian organisasi bekerja bersama menuju tujuan itu. Untuk benar-benar efektif, sistem anggaran yang baik harus menyediakan perencanaan baik kontrol. Perencanaan yang baik tanpa kontrol membuang-buang waktu. 
Keuntungan dan Kekurangan Anggaran : 
Perusahaan menyadari banyak keuntungan / Manfaat dari program penganggaran. Diantara manfaat ini adalah sebagai berikut: 
1. Anggaran menyediakan sarana mengkomunikasikan rencana manajemen melalui organisasi . 
2. Anggaran memaksa manajer untuk memikirkan dan merencanakan masa depan. Dengan tidak adanya keharusan untuk mempersiapkan anggaran, mangers banyak akan menghabiskan seluruh waktu mereka berurusan dengan keadaan darurat sehari-hari.
3. Proses penganggaran menyediakan sarana untuk mengalokasikan sumber daya untuk bagian-bagian dari organisasi di mana mereka dapat digunakan paling efektif 
Proses penganggaran dapat mengungkap banyak potensi kemacetan sebelum mereka terjadi. 
4. Anggaran mengkoordinasikan aktivitas seluruh organisasi dengan mengintegrasikan rencana dari berbagai bagian organisasi. Penganggaran membantu untuk memastikan bahwa setiap orang dalam organisasi adalah menarik dalam arah yang sama. 
5. Anggaran memberikan tujuan dan sasaran yang dapat berfungsi sebagai patokan untuk mengevaluasi kinerja selanjutnya.


BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 ANGGARAN LABA DAN PERAN PENTINGNYA
Tujuan didirikannya setiap perusahaan adalah untuk menciptakan kekayaan. Produk perusahaan adalah segala sesuatu yang menjadi sumber pendapatan perusahaan. Produk tersebut dapat berupa barang berwujud atau jasa. Jadi, pada dasarnya produk perusahaan hanya merupakan alat usaha tersebut menjadi faktor penggerak utama seluruh aktivitas ekonomis yang dilakuakan setiap perusahaan. Anggaran laba adalah jumlah laba yang ingin diperoleh perusahaan melalui berbagai aktivitas operasi yang mencakup kegiatan produksi dan penjualan selama suatu periode tertentu. Laba menjadi fase yang harus dirumuskan para penyusun anggaran perusahaan sebelum memasuki fase berikutnya, yaitu menetukan anggaran parsial lainnya.
METODE
Secara umum, terdapat tiga metode yang dapat digunakan ketika menyusun anggaran laba suatu perusahaan, yaitu:
1.       Metode a posteriori adalah penyusunan anggaran laba dimana jumlah laba ditetapkan sesudah proses penetapan rencana (planning) keseluruhan, termasuk penyusunan anggaran operasional. Anggaran laba merupakan bagian dari keseluruhan perencanaan itu sendiri. Laba usaha akan diketahui dengan sendirinnya setelah anggaran operasional disusun perusahaan. Itu berarti, metode ini menggunakan anggaran penjualan sebagai titik tolak penyusunan anggaran operasional.
2.       Metode a prori adalah metode penyusunan anggaran laba dimana jumlah laba ditentukan terlebih dulu pada awal proses perencanaan (planning) secara keseluruhan. Berdasarkan jumlah laba yang telah ditentukan tersebut, perusahaan membuat anggaran komprehensif. Jumlah laba yang ditetapkan pada awal proses perencanaan akan berpengaruh langsung terhadap seluruh anggaran operasional. Artinya, metode ini menggunakan anggaran laba sebagai titik tolak penyusunan anggaran operasional.
3.       Metode pragmatis adalah metode penyusunan anggaran laba dimana jumlah laba yang direncanakan ditetapkan berdasarkan standar tertentu yang telah teruji secara empiris dan didukung oleh pengalaman. Dengan menggunakan tingkat target laba yang di peroleh dari pengalaman, pengharapan atau perbandingan, pihak manajemen menetapkan standar laba relatif yang dianggap memadai bagi perusahaannya.
2.2 FORMAT DASAR
Anggaran laba sebenarnya merupakan gabungan dari anggaran pendapatan dan anggaran biaya, yaitu rangkuman dari keseluruhan anggaran pendapatan dan anggaran biaya. Perusahaan manufaktur memiliki struktur biaya dan jenis persediaan seperti terlihat berikut ini:
A.      Biaya Produksi
1.       Biaya bahan baku langsung
2.       Biaya tenaga kerja langsung
3.       Biaya overhead
Biaya produksi adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan sejumlah produk yang siap dijual
B.      Biaya operasi/ komersial
1.       Biaya pemasaran
2.       Biaya administrasi dan umum
C.       Persediaan
Sedangkan jenis persediaan yang dimiliki perusahaan manufaktur terdiri dari 3 jenis, yaitu :
1.       Persediaan bahan baku
2.       Persediaan barang dalam proses
3.       Persediaan barang jadi
Langkah berikutnya adalah melihat hubungan antara setiap jenis biaya, persediaan, dan penjualan. Hubungan antara ketiganya membentuk format dasar anggaran laba. Gabungan antara biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead akan membentuk biaya produksi. Penjumlahan dari biaya produksi dengan nilai persediaan awal barang jadi akan menjadi persediaan total barang jadi. Persediaan total barang jadi tersebut dikurangi dengan nilai persediaan akhir barang jadi, akan menghasilkan harga pokok penjualan. Harga pokok penjualan tersebut lalu dikurangi dengan biaya operasi total, yang merupakan gabungan dari biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum, akan menghasilkan laba usaha yang dianggarkan. Lebih jelasnya, format dasar anggaran laba terlihat seperti berikut.
·        Penjualan


Xxxxxxx
·         harga pokok penjualan



Biaya bahan baku
Xxxx


Biaya tenaga kerja langsung
Xxxx


Biaya overhead
Xxxx


-       biaya produksi

Xxxxxx

-       persediaan awal barang jadi

xxxx

-       persediaan total barang jadi

Xxxxxx

-       persediaan akhir barang jadi

(xxxx)

-       harga pokok penjualan


(xxxxx)
·   laba kotor


Xxxxx
-    biaya komersial/ operas


(xxx)
·   laba usaha sebelum pajak


Xx
Format anggara laba tersebut adalah format dasar dan paling sederhana dari anggaran laba . format dasar tersebut dapat dijabarkan dan dikembangkan kedalam formta yang lebih lengkap, dimana setiap unsur yang terlibat disertai dengan beberapa data pendukung yang lebih terinci. Tetapi penting untuk dipahami, bahwa format dasar anggaran tetap menjadi dasar untuk memahami hubungan antara anggaran penjualan,  biaya produksi, dan biaya operasi serta laba usaha. Karena itu, agar format panjang dapat dipahami dengan baik, memahami format pendek anggaran laba lebih dulu. Merupakan suatu keharusan.
Format anggaran laba
Penjualan


Xxxxxx
Harga pokok penjualan



Persediaan bahan baku awal
Xxxxxx


Persediaan bahan baku
Xxxxxx


Persediaan bahan baku, akhir
Xxxxxxxxx


Biaya bahan baku langsung
Xxxxxxxx


Biaya tenaga kerja langsung

Xxxxxxxxx

Biaya pabrikasi lain:

Xxxxxxxx

Biaya bahan penolong
Xxxxxxxx


Biaya tenaga kerja penolong
Xxxxxxxx


Biaya lain lain
Xxxxxxxx


Biaya pabrikasi total

Xxxxxxx

Persediaan barang dalam proses, awal

Xxxxxxx

Persediaan barang dalam proses,total

Xxxxxxxx

Persediaan barang dalam proses,akhir

Xxxxxxxxx

Harga pokok produksi

Xxxxxxxxx

Persediaan barang jadi,awal

Xxxxxxxx

Persediaan barang jadi,total

Xxxxxxxxx

Persediaan barang jadi,akhir

Xxxxxxxxx

Harga pokok penjualan


Xxxxxxx



Xxxxxxx
Biaya operasi



Biaya pemasaran

Xxxxxx

Biaya administrasi dan umum

xxxxxx

Biaya operasi total


Xxxxxxxx
Laba usaha sebelum pajak


Xxxxxxxx
 Maka dalam penyusunan anggaran maupun laporan laba rugi perusahaan manufaktur memiliki perbedaan dengan perusahaan jasa dan perusahaan dagang . susunan laporan laba rugi perusahaan manufaktur, yang menjadi dasar dalam penyusunan anggaran laba dapat dilihat pada tabel sebelumnya.
Jadi untuk menghitung anggaran laba rugi perushaan manufaktur, perusahaan harus mengetahui besarnya anggaran penjualan, anggaran biaya produksi, dan anggaran biaya komersial. Untuk mengetahui anggaran biaya produksi, harus dihitung terlebih dahulu besarnya anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya overhead. Setelah diketahui biaya produksi yang akan dianggarkan,  baru ditambhakan dengan persediaan awal barang dalam proses dan mengurangi dengan biaya persediaan akhir barangdalam proses. Setelah itu, baru ditambahkan dengan persediaan awal barang jadi. Hasilnya adalah harga pokok penjualan yang dianggarkan. Selisih antara penjualan yang dianggarkan dan harga pokok penjualan yang dianggarkan merupakan laba kototr yang dianggarkan. Laba kototr yang dianggarkan tersebut lalu dikurangi dengan biaya komersial yang dianggarkan dan diperoleh laba usaha yang dianggarkan.
2.3METODE A POSTERIOR
Metode a posteriori adalah metode penyususnan anggaran laba dimana sejumlah laba ditetapkan sesudah proses penetapan rencana(planning) keseluruhan, termaksud penyusunan anggaran operasional. Metode ini menggunakan anggaran penjualan sebagai titik tolak penyusunan anggaran operasional.
Prosedur penyusunan anggaran laba dimulai dengan menyusun anggaran penjualan, lalu dilanjutkan dengan anggaran produksi, anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, dan anggaran operasi. Setelah seluruh anggaran operasional tersebut disusun, kemudian digabungkan menurut format anggaran laba diatas, sehingga akan diperoleh laba dengan sendirinya. Artinya perusahaantidak menetapkan anggaran laba dari awal penyusunan anggaran, tetapi setelah seluruh anggaran operasional ditetapkan. Laba yang dianggarkan merupakan hasil dari seluruh anggaran operasional tersebut.


2.4 METODE A PRIORI
Metode a priori  adalah metode penyusunan anggaran laba dimana jumlah laba ditentukan pada tahap awal proses perencanaan (planning) secara keseluruhan. Berdasarkan jumlah laba yang telah ditentukan, perusahaan membuat anggaran komprehensif. Jumlah laba yang ditetapkan pada awal proses perencanaan akan berpengaruh langsung terhadap seluruh anggaran operasional. Itu berarti laba yang dianggarkan menjadi pemandu dalam menyusun anggaran operasional perusahaan pada priode tersebut. Jadi metode ini menggunakan anggaran laba sebagai titik tolak penyusunan anggaran operasional.
Karena pada dasarnya komponen anggaran laba adalah anggaran penjualan dan anggaran biaya, maka untuk mengubah anggaran laba sesuai dengan laba yang ditargetkan perusahaan memiliki beberapa pilihan dan semua terkait dengan kedua komponen anggaran tersebut, yaitu :
1.       mengubah anggaran penjualan
·         anggaran penjualan terdiri dari 2 unsur utama,yaitu volume penjualan dan harga jual per unit produk. Untuk mengubah anggaran penjualan, maka kedua unsur tersebut dapat diubah salah satunya atau keduanya sekaligus.
·         Jika volume tidak dapat diubah karena berbagai alasan(misalnya, kapasitas produksi sudah dioptimalkan atau karena permintaan konsumen yang tidak dapat bertambah), maka yang harus diubah adalah harga jual per unit produk supaya nilai penjualan total berubah sesuai dengan harapan.
·         Pilihan yang lain adalah mengubah volume penjualan produk  yang direncanakan. Tetapi ketika menetapkan volume penjualan dalam anggaran penjualan, biasanya perusahaan telah mempertimbangkan berbagai hal yang terkait. Karena itu, mengubah volume penjualan demi tercapainya nilai penjualan bukanlah pilihan yang mudah direalisasikan.
·         Alternatif lainnya adalah menggabungkan kedua hal tersebut, yaitu mengubah volume penjualan yang diikuti dengan perubahan harga jual per unit produk. Pilihan ini juga harus mempertimbangkan berbagai hal yang mungkin akan terjadi mengikuti masing – masing pilihan tersebut. Mengubah kedua unsur tersebut jelas akan memberikan dampak ganda bagi perusahaan.
2.       Mengubah anggaran biaya
·         Biasanya ketika menyusun anggaran biaya, mulai anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead, dan anggaran biaya operasi, perusahaan sudah berusaha menekan biaya seefisien mungkin
·         Pada saat perusahaan menghitung kebutuhan bahan baku perunit produk, tentu saja telah didasarkan pada perhitungan tehnik standar kebutuhan bahan bakusuatu produk. Mengubah kebutuhan bahan baku akan berpengaruh langsung terhadap spesifikasi produk.
·         Anggaran biaya tenaga kerja langsung dipengaruhi oleh tarif biaya tenaga kerja yang ditetapkan. Perusahaan dapat menggunakan tarif tenaga kerja dengan jumlah dasar jumlah jam kerja langsung, jumlah jam kerja mesin, volume produk, atau jumlah hari kerja. Dari seluruh metode yang ditetapkan , perusahaan dapat mempertimbangkan berbagai alternatif yang paling menguntungkan, tetapi perusahaan dibatasi oleh upah minimum regional(UMR) berkaitan dengan besarnya upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja.
·         Biasanya sebgaian besar anggaran overhead bersifat tetap. Karena itu, metode penentuan tarif apapun yang digunakan, apakah dasar jam kerja langsung,jam kerja mesin, maupun metode ABC, relatif tidak akan mengubah jumlah biaya overhead total. Hal yang dapat berubah adalah biyaa overhead pre unit produk. Jika perusahaan membuat lebih dari satu jenis produk, perubahan komposisi per unit produkmemang akan mempengaruhi biaya produksi per unit produk.
3.       Mengubah anggaran penjualan dan anggaran biaya sekaligus
·         Perubahan jumlah volume penjualan akan berpengaru langsung terhadap volume produksi. Jika volume produksi berubah, maka biaya produksi total akan berubah, dan biaya produksi perunit juga dapat berubah.
2.5 METODE PRAGMATIS
                Metode prahmatis adalah metode penyusunan anggaran laba, dimana jumlah laba yang direncanakan ditetapkan berdasarkan standar tertentu yang telah teruji secara empritis dan didukung oleh pengalaman.
                Dengan menggunakan tingkat target laba yang diperoleh dari pengalaman,pengharapan, atau perbandingan, pihak manajemen menetapkan standar laba relatif yang dianggap memadai bagi perusahaannya.
Menyusun anggaran laba dengan metode pragmatis dapat dimulai dengan dengan menetapkan laba yang ingin diraih terlebih dahulu, kemudian menyusun anggaran operasional, atau dimulai dengan menyusun anggaran penjualan terlebih dahulu dan d iikuti dengan menyusun anggaran operasional lainnya yang berujung pada anggaran laba. Titik tolak penyusunan anggaran didasarkan pada pengalaman, perbandingan, atau standar tertentu yang dianggap layak bagi perusahaan.
                Jadi perbedaan utama metode pragmatis dan metode a pasteriori serta metode a priori bukanlah pada titik tolak penyusunan anggaran laba. Jika titik tolak anggaran laba menurut metode a pasteriori dimulai dengan volume penjualan yang disusul dengan anggaran operasional lainnya, maka metode pragmatis memiliki kesamaan dengan metode a pasteriori. Jika titik tolsk  anggaran laba menurut metode a priori dimulai dengan laba yang ditargetkan terlebih dahulu, yaitu disusul anggaran operasional lainnya, maka metode pragmatis memiliki kesamaan dengan metode a priori. Perbedaan utama pragmatis dan metode a posteriori serta a priori adalah dari mana munculnya jumlah atau nilai rupiah yang menjadi titik tolak penyusunan seluruh anggaran tersebut. Metode pragmatis menetapkan laba yang ditargetkan untuk dicapai bedasarkan pengalamanan sebelumnya, atau dari laba rata-rata industri. Jika metode pragmatis menggunkan volume penjualan sebagai titik tolak penyusunan anggaran, maka biasanya hal itu didasarkan pada data volume penjualan tahun – tahun sebelumnya, atau berdasarkan pangsa pasar rata –rata yang dimiliki perusahaan. Kalaupun terjadi lonjakan penetapan titik tolak bandingkan tahun – tahun sebelumnya, biasanya tetap didasarkan pada data historis tertentu. Lonjakan target laba yang ditetapkan untuk suatu priode tertentu biasanya didasarkan pada pertumbuhan pangsa pasar perusahaan beberapa tahun sebelumnya. Itu berarti, penyusunan anggaran laba menurut metode pragmatis menggunakan pengalaman empiris atau harapan tertentu berdasarkan pengalaman empiris perusahaan.
Latihan 6.1
PT RAKINDO  adalah produsen rak buku yang berlokasi diMalang-Jawa Timur pada akhir tahun 2013,  perusahaan ini menyusun anggaran operasional untuk tahun 2014. Dari anggaran operasional yang telah disusun, dapat diringkas beberapa hal penting sebagi berikut : perusahaan berencana menjual 5300 unit rak dengan harga jual sebesar Rp. 300.000 per unit, sehingga nilai penjualan dianggarkan sebesar Rp. 1.590.000.000, biaya bahan baku dianggarkan sebesar Rp 776.500.000, biaya tenaga kerja langsung dianggarkan sebesar 152.000.000 dan biaya overhead dianggarakan sebesar Rp 148.000.000 , sedangkan biaya operasi dianggarkan sebesar Rp. 198.000.000untuk biaya pemasaran dan sebesar Rp. 90.500.000untuk biaya administrasi dan umum pada akhir tahun 2014, diperkirakan nilai persediaansebesar Rp. 73.500.000 berdasarkan data tersebut jika perusahaan menyusun anggaran laba pada tahun 2014 dengan menggunakan metode a posteriori akan menghasilkan laba sebesar Rp. 296.500.000seperti terlihat berikut :



penjualan


1.590.000.000
· Harga pokok penjualan



Biaya bahan baku
776.500.000


Biaya tenaga kerja langsung
152.000.000


Biaya overhead
148.000.000


Biaya produksi

1.076.500.000

Persediaan awal barang jadi

73.500.000

Persediaaan total barang jadi

1.150.000.000

Persediaan akhir barang jadi

125.000.000

Harga pokok penjualan


1.025.000.000
· Laba kotor


565.000.000
268.500.000
Biaya komersial/ operasi


· Laba usaha dianggarkan


296.500.000
Jika  perusahanaan menganggarkan laba usaha sebesar Rp.400.000.000 untuk tahun 2010,  maka anggaran yang telah disusun dengan menggunakan metode a posteriori tidak dapat mencapai laba yang ditargetkan. Karena itu , beberapa kompenen dalam anggaran laba harus diubah agar laba yang telah ditargetkan tercapai. Jika menurut penilaian perusahaan seluruh biaya yang dianggarkan, mulai dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead, hingga biaya operasi telah mencapai tingkat yang sangat menaikkanharga jual(dalam jumlah yang dianggap pantas) dianggap tidak akan mempengaruhi permintaan terhadap produk perusahaan, maka alternatif tersebut apat digunakan supaya target laba yang telah ditetapkan tercapai.
                Seperti terlihat dalam anggaran penjualan, komponen dari anggaran penjualan adalah penjualan dan biaya (HPP dan biaya operasi). Selisih antara penjualan dan biaya total akan menghasilkan laba usaha yang dianggarkan. Jika biaya total tidak diubah, sedangkan laba usaha dinaikkan , maka biaya total ditambah dengan laba usaha akan menghasilkan nilai penjualan total. Nilai penjualan total harus dibagi dengan volume penjualan yang dianggarkan akan menghasilkan harga jual prodk yang baru.

Keterangan
Anggaran lama
Anggaran baru
Penjualan
1.590.000.000
?
HPP
1.025.000.000
1.025.000.000
Biaya operasi
268.500.000
268.500.000
Laba usaha
296.500.000
400.000.000

Untuk memperoleh nilai penjualan yang baru dengan target laba sebesar Rp. 400.000.000, nilan penjualan tersebut adalan penjumlahan dari HPP, biaya operasi, laba usaha. Itu berarti nilai penjualan yang dianggarkan adalah :
Nilai penjualan = 1.025.000.000 + 268.500.000 + 400.000.000
= Rp. 1.639.500.000
Dengan bilai penjualan yang dianggarkan sebesar Rp. 1.639.500.000 dan jumlah produk yang dijual sebesar 5.300 unit, maka harga jual produk yang baru adalah Rp. 319.528.3. harga jual yang baru telah dibulatkan  menjadi Rp. 320.000.000 per unit. Dan perusahaan menganggap kenaikan harga jual sebesar Rp. 200.000 per unit dari harga jual sebelumnya tidak akan berpengaruh negatif terhadap permintaan konsumen terhadap produk tersebut.berdasarkan pertimbangan tersebut , maka nilai penjualan yang baru adalah
Nilai penjualan = Rp. 320.000 x 5.300 unit
                                = 1.696.000.000
Berdasarkan harga jual dan nilai penjualan yang baru, anggaran laba yang baru dapat disusun sebaga berikut
Anggaran laba tahun 2014 (metode a priori)
penjualan


1.696.000.000
· Harga pokok penjualan



Biaya bahan baku
776.500.000


Biaya tenaga kerja langsung
152.000.000


Biaya overhead
148.000.000


Biaya produksi

1.076.500.000

Persediaan awal barang jadi

73.500.000

Persediaaan total barang jadi

1.150.000.000

Persediaan akhir barang jadi

125.000.000

Harga pokok penjualan


1.025.000.000
· Laba kotor


671.000.000
268.500.000
Biaya komersial/ operasi


· Laba usaha dianggarkan


402.500.000
 Dengan harga jual yang telah dinaikkan dari harga semula sebesar Rp. 300.000 perunit menjadi 320.000 per unit dengan volume penjualan 5.300 per unit. Akan diperoleh nilai penjualan sebesar Rp.1.696.000.000 dengan harga pokok penjualan sebesar Rp. 1.025.000.000  akan diperoleh laba kotor yang dianggarkan  sebesar Rp. 671.000.000. karena biaya operasi dianggarkan sebesar Rp. 268.500.000, maka akan dihasilkan laba usaha sebesar 401.500.000. itu berarti, target laba yang ditetapkan sebesar Rp. 400.000.000 dapat dicapai. 


BAB 3 PENUTUP
3.1               KESIMPULAN
Perbedaan utama pragmatis dan metode a posteriori serta a priori adalah dari mana munculnya jumlah atau nilai rupiah yang menjadi titik tolak penyusunan seluruh anggaran tersebut. Metode pragmatis menetapkan laba yang ditargetkan untuk dicapai bedasarkan pengalamanan sebelumnya, atau dari laba rata-rata industri. Jika metode pragmatis menggunkan volume penjualan sebagai titik tolak penyusunan anggaran, maka biasanya hal itu didasarkan pada data volume penjualan tahun – tahun sebelumnya, atau berdasarkan pangsa pasar rata –rata yang dimiliki perusahaan. Kalaupun terjadi lonjakan penetapan titik tolak bandingkan tahun – tahun sebelumnya, biasanya tetap didasarkan pada data historis tertentu. Lonjakan target laba yang ditetapkan untuk suatu priode tertentu biasanya didasarkan pada pertumbuhan pangsa pasar perusahaan beberapa tahun sebelumnya. Itu berarti, penyusunan anggaran laba menurut metode pragmatis menggunakan pengalaman empiris atau harapan tertentu berdasarkan pengalaman empiris perusahaan.

4.   


DAFTAR PUSTAKA
Anthony,Dearden,Belford, Management Controll System, 6th Edition, Irwin Inc.
Atkinson, Banker,Kaplan,Young,Management Accounting,Prentice Hall International,Inc,Second Edition,1997.
Apandi Nasehatum,Bugdet & Control, Grasindo, Jakarta, 1999
Blocher, Chen, Lin, Cost Management : A Strategi Emphasis, The Mcgraw-Hill Companies,Inc, 1999.
Bambang Riyanto, Dasar – Dasar Pembelanjaan Perusahaan , Penerbit BPFE, Yagyakarta, Edisi Keempat, 1997.



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

AKUNTANSI MANAJEMEN

MAKALAH “Pajak Penghasilan Pasal 24”

PERILAKU KEORGANISASIAN (KEPERIBADIAN DAN NILAI)