ANALISIS BIAYA DIFERENSIAL
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR 3
BAB I
PENDAHULUAN 4
1.1
LATAR
BELAKANG 4
BAB II
PEMBAHASAN 5
2.1 STRATEGI BERBASIS BIAYA 5
2.2 BIAYA DIFERENSIAL 6
2.3 MANFAAT ANALISIS BIAYA DIFERENSIAL 7
2.4 HUBUNGAN DENGAN TITIK IMPAS 8
2.5 PENGARUH TERHADAP ANGGARAN LABA 9
BAB III
PENUTUP 15
3.1 KESIMPULAN 15
DAFTAR
PUSTAKA 16
KATA
PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha
Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah .
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
BAB
1 PENDAHULUAN
Akuntansi
Manajemen adalah sistem akuntansi yang berkaitan dengan ketentuan dan
penggunaan informasi akuntansi untuk manajer atau manajemen dalam suatu
organisasi dan untuk memberikan dasar kepada manajemen untuk membuat keputusan
bisnis yang akan memungkinkan manajemen akan lebih siap dalam pengelolaan dan
melakukan fungsi kontrol.
Biaya diferensial
adalah berbagai perbedaan biaya antara sejumlah alternatif pilihan yang dapat
digunakan perusahaan.Analisis biaya diferensial digunakan untuk menentukan
kenaikan pendapatan, biaya, laba sehubungan dengan beberapa kemungkinan cara
untuk menggunakan fasilitas tetap atau kapasitas yang tersedia.
Analisis biaya difensial ditujukan untuk
mengamati perilaku yang terjadi antara biaya tetap (fixed cost) dengan biaya
variabel (variable cost) apabila dikaitkan dengan estimasi kenaikan pendapatan (earning).
Jadi konsep dasar dari analisis ini adalah untuk mengetahui apakah terjadinya
kenaikan pendapatan diiringi kenaikan (increasing) biaya yang proporsional.
Dalam lingkup tugas manajemen, analisis ini biasa digunakan untuk pengambilan
keputusan (decision making) manajerial, seperti keputusan untuk menolak atau
menerima tambahan pesanan produk dari konsumen, keputusan untuk memperluas,
menutup atau melepaskan suatu fasilitas, keputusan untuk menentukan apakah
perusahaan perlu memproduksi sendiri atau membeli, atau keputusan untuk
menurunkan harga jual produk. Keputusan yang terakhir ini biasanya diambil pada
saat produk mengalami siklus penurunan, dimana profit margin semakin berkurang,
dan posisi produk mulai digerogoti produk pesaing (kompetitor)
BAB
2 PEMBAHASAN
2.1 STRATEGI BERBASIS BIAYA
Salah
satu yang harus diingat oelh setiap pengelolah perusahaan adalah perusahaan
tidak sendirian ketika beroperasi disuatu wilayah tertentu. Selalu ada pesaing
sehingga setiap perusahaan harus membangun strategi yang tepat untuk
memenangkan persaingan disuatu pasar tertentu.tanpa memenangkan persaingan,
tujuan perusahaan tidak akan tercapai, karena itu diantara berbagai fungsi
manajemen yang paling penting adalah manajemen strategi.
Manajemen strategi adalah suatu
proses yang digunakan oleh penglola untuk memuaskan dan mengimplementasikan
strategi demi menyediayakan custumer value terbaik untuk mewujudkna visi organisasi.
Manajemen trategi merupakan upaya pengembangan posisi kompetitif perusahaan
ditengah persaingan. Strategi adalah pola tindakan utama yang dipilih untuk
mewujudkan visi organisasi melalui misi. Strategi adalah jalan yang dipilih
perusahaan untuk mencapai tujuan dan strategi yang akan diwujudkan dalam
tindakan spesifik,apabila dicapai , akan memberikan keunggulan kompetitif yang
diharapkan. Dengan demikian, strategi adalah selah langkah yang diperlukan
perusahaan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Manajemen strategi meliputi
pengidentifikasian dan pengimplementasian tujuan serta rencana tindakan
tersebut.
Salah satu konsep strategi
kompetitif yang menekankan keunggulan pada biaya (cost leadership) dengan
membuat produk atau jasa pada biaya yang paling rendah dalam industri. Cost
leader ship menghasilkan laba yang cukup pada harga yang rendah, sehingga
membatasi pertumbuhan persaingan dalam industri melalui keberhasilan perang
harga dn merusak profatabilitas pesaing. Cost leader pada umunya memiliki
pangsa pasar yang relatif besar dan cenderung menghidari segmen pasar yang
kosong denga menggunkan harga untuk menarik pasar.
2.2 BIAYA DIFERENSIAL
Biaya disuatu perusahaan
manufaktur dapat dikelompokkan menjadi biaya variabel dan biaya tetap. Biaya
variabel adalah biaya yang jumlahnya akan berfluktuasi sejalan dengan perubahan
tingkat aktivitas perusahaan. Sedangkan biaya tetap adalah biaya yang relatif
tidak berubah walaupunterjadi perubahana volume aktivitas perusahaan. Beberapa
persoalan yang dihadapi perusahaan dapat diselesaikna dengan menggunkan dan
memanfaatkan perbedaan prilaku diantara biaya – biaya yang dimiliki perusahaan. Salah satu metode
yang digunakan adalah anilisi biaya diferensial.
Biaya diferensial adalah
berbagai perbedaan biaya diantara sejumlah alternatif pilihan yang tdapat
digunakan perusahaan. Biaya diferensial atau biaya relevan sering pula disebut
sebgai biaya marjinal atau biaya inkremental. Biaya diferensial merupakan
berbagai kemungkinan yang dapt terjadi dan dapat digunakan perusahaan dalam menghitung biaya yang akan dikeluarkan
perusahaan. Berbagai kemungkinan biaya ini dapat digunakan manajemen perusahaan
untuk menyelesaikan beberapa persoalan yang dihadapi oleh perusahaan. Pada
dasarnya biaya diferensial merupakan biaya tunai atau out-of-procket cost yaitu
biaya yang memerlukan pengeluaran tunai saat ini atau pada masa mendatang, yang harus terjadi apabila
suatu proyek dilaksankan pengeluaran tunai saat ini pada masa mendatang, yang
harus terjadi apabila suatu pryek dilaksanakan atau diperluas sampai melebihi
ukuran yang ditentukan semula.
Analisis biaya diferensial,
biaya variabel sangat relevan karena lazimnya biaya variabel dapat dielakkan
ketikan proyek masih dalam tahap evaluasi dan bisa juga tidak jadi dielakkan.
Sebaliknya, biaya tetap biayanya dapat dielakakan dalam kondisi apapun,
sehingga tidak relevan lagi bagi setiap keputusan menyangkut biaya atau
profatabilitas rlatif dari berbagai alternatif. Jika biaya tetap terpaksa dinaikkan, misalknya karena keputusan untuk
menyewa uang tambahan, membeli fasilitas tambahan, atau penyebab pengeluaran
eksternal lainnya. Maka biaya tetap semacam itu dapat dikelompokkan sebagi
biaya diferensial. Dalam penentuan biaya yang akan terjadi dalam pelaksanakaan
atau perluasan proyek, setiap pengeluaran tunai, yang diperlukan untuk
pengadaan kapasitas yang memadai, bersifat relevan bagi pengambilan keputusan.
Terdapat dua kriteria penting
agar suatu jenis biaya dapat dikelompokkan sebagai biaya diferensial. Atau
biaya relevan yaitu :
1. Biaya
tersebut merupakan biaya yang akan datang
Biaya relevan bukanlah biaya yang tela
dikeluarkan perusahaan dimasa menatang. Memang dalam memperikrankan biaya yang
akan dikeluarkan dimasa mendatang. Perusahaan dapat menggunkan data
historis. Tetapi data historis tersebut
hanya digunakna sebga dasar untuk membuat prediksi tentang besarnya biaya yang
akan dikeluarkan suatu proyek tertentu, dan biaya historis itu sendri tidak
relevan dengan keputusan yang diambil. Karena itu, sunk cost, yaitu biaya yang
telah terjadi dan tidak dapat diubah dengan keputusan apapun baik saat ini
maupun yang akan datang , tidak dapat dikelompokan sebagai biaya relevan.
2.
Biaya
tersebut berbeda diambil sejumlah alternatif.
Biaya yang akan dikeluarkan dimasa mendatang
harus merupakan biaya yang berbeda diantara berbagai alternatif. Jika biaya
yang akan dikeluarkan perusahaan dimasa mendatang memberikan perbedaan di
antara berbagai alternatif yang ada, maka biaya tersebut tidak akan
dikelompokkan sebagai biay relevan, seperti biaya penyusutan aset tetapuntuk
bulan depan dimana proyek akan dilaksanakan.
2.3 MANFAAT ANALISIS BIAYA DIFERENSIAL
Pengunaan biaya relevan dalam penyelesaian
berbagai persoalan yang dihadapi perusahaan akan sangat bermanfaat bagi
pengambil keputusan perusahaan. Karena tanpa pengunaan metode biaya relevan ini,
ada kemungkinan beberapa persoalan yang dihadapi perusahaan dapat berakibat
pada pemilihan jalan keluar dan keputuan yang salah oleh pihak manajemen
perusahaan. Memang tidak setiap persoalan yang dapat diselesaikan dengan
menggunakan analisis biaya relevan ini, tetapi ada beberapa persoalan yang
dapat diselesaikan dengan metode ini, antara lain :
1. Menerimah pesanan tambahan
2.
Menurunkan
harga pesanan khusus
3.
Keputusan
untuk memproduksi sendiri atau membeli
4.
Keputusan
untuk menutup fasilitas
5.
Keputusan
untuk menghentikan produk tertentu
6.
Keputusan
untuk memproses lebi lanjut produk tertentu.
7.
Keputusan
untuk memproses lebih lanjut atau tidak
8. Dan sebagainya
Menerima
pesanan tambahan
Terkadang
pemesanan yang masih berproduksi dibawah kapasitas terpasang menerima pesanan
tambahan dari pelanggan. Volume produksi awalnya pesana tambahan itu datang
dijual dengan harga tertentu. Tetapi ketikan datang pesanan tambahan, pelanggan
menawar dengan harga dibawah harga jual semula. Tentu saja, pihak manajemen
perusahaan memiliki pilihan untuk menerima atau menolak pesanan tersebut karena
harga yang diminta pelanggan dibawah harga normal. Tetapi pihak perusahaan
menolak pesanan tersebut karena harga yang diminta pelanggan dibawah harga jual
normal. Tetapi pihak perusahaan juga memiliki pilihan untuk menerima pesanan
tersebut karena perusahaan belum bekerja sesuai dengan kapasitas terpasang.
Perusahaan memiliki peluang untuk memanfaatkan mesinnya sesuai dnegan kapasitas
optimal. Persoalannya adalah pada harga jual. Jika menghadapi kasus seperti
ini, perusahaan dapat menggunakan analisi biaya diferensial untuk penyelesaian
persoalan tersebut.
Menurunkan harga khusus
Adakalnya, perusaah meminta perlakuan hukum
khusus dalam membeli produk yang mereka inginkan. Perlakuan khusu tersebut
dapat berupa tambahan, aksesoris, pemebrian waktu khusu, pemeberian kemasan
khusus, atau perminataan yang lain. Biaya permentaan khusus tersebutakan
mengakibatkan penambhan biaya bagi perushaan. Jika penambahan biaya ini tidak
dibarengidenan peningkatan harga jual produk pesanan khusus tersebut, itu
artinya terjadi penurunan harga jual dibanding dengan jual sebelumnya.
Penambahan biaya akibat pesanan khusu itu dapat diperlakukan sebagai biaya
relevan bagi perusahaan, karena biaya – biaya tersebut dikeluarkan berkaitan
dengan proses produk tambahan.
Keputusan membuat sendiri atau membeli
Pada
umumnya sebuah perusahaan manufaktur membeli bahan baku dan kemudia memprosenya
menjadi produk jadi. Artinya, kegiatan utama perusahaan manufaktur memang
membuat suatu jenis produk tertentu. Tetapi adakalanya perusahaan manufaktur
dihadapkan pada suatu pilihan untuk membuat sendiri produknya seperti semula
atau membelinya dari pihak lain. Pilihan membeli dari pihak lain muncul karena
berapa sebab. Misalnya, karena harga beli dari perusahaan lain lebih murah,
kapasitas produksi perusahaan ini ditambah, dan sebagainya. Jika kondisi yang
dihadapi seperti itu maka perusahaan dapa tmenggunakan analisis biaya
diferensial sebagai metode untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Keputusan untuk meneruskan atau menghentika
operasi.
Adakalanya, perusahaan dihapkan pada situasi
dimana aktivitas operasi terus mengalami kerugian dan tidak bisa dihindarkan.
Kerugian yang terjadi diakibatkan oleh berbagai faktor yang tidak dapat
dikendalikan langsung oleh perusahaan, seperti tingkat persaingan yang tinggi,
kegagalan perusahaan meningkatkan pangsa pasarnya, harga jual produk yang
terlalu tinggi, daya beli masyarakat yang rendah, dan berbagai faktor lainnya.
Berbagai faktor tersebut dapat mengakibatkan perusahaan mengalami kerugiaan
usaha yang tidak dapat diatasi dalam waktu singkat. Karena itu, pihak manajemen
mulai mempertimbangkan menutup operasi disuatu wilayah pemasaran tertentu
akibat kerugian yang dialami tersebut. Akan tetapi, menutup operasi disuatu
wilayah pemasaran tertentu, khususnya dalam jangka pendek, tidak selalu menjadi
pilihan yang paling menguntungkan bagi perusahaan. Ini karena perusahaan harus
menanggung biaya tetap dalam suatu
priode perusahaan tertentu walaupun aktivitas usaha dihentikan untuk jangka
waktu tertentu. Lain halnya, kalau perusahaan menutup usaha secara permanen dan
melikuiditas seluruh asetnya.
2.4 HUBUNGAN DENGAN TITIK IMPAS
Titik impas adalah volume penjualan yang
dicapai dimana perusahaan tidak memperoleh laba sama sekali. Pada volume
penjualan impas ini, perusahaan tidak mengalami kerugiaan dan seluruh biaya
tetap yang dikeluarkan perusahaan dalam kapasitas produksi yang direncanakan
telah dibebankan pada volume impas tersebut. Itu berarti, mulai volume
penjualan selanjutnya(setelah penjualan impas) perusahaan dapat menentukan
biaya produknya hanya dengan menghitung biaya variabelnya saja. Itulah volume
penjualan awal, dimana harga jual alternatif yang lebih murah untuk pesanan
khusus dapat diberikan, yaitu harga jual yang hanya menghitung biaya variabelnya
saja. Jadi , volume impas merupakan titik awal volume penjualan alternatif.
2.5 PENGARUH TERHADAP ANGGARAN LABA
Keputusan untuk menjual sejumlah produk
kepada pelanggan tertentu dengan harga lebih murah dibanding dengan yang
lainnya karena berbagai alasannya. Memiliki pengaruh langsung terhadap
pencapaian anggaran perusahaan. Anggaran disusun denga beberapa asumsi dasar,
dimana salah satunya adalah harga telah ditetapkan pada tingkatan tertentu.
Jika dalam pelaknsanaannya kemudiaan perusahaan mengubah harga jual menjadi
lebih rendah, hal tersebut akan berpengaruh langsung terhadap perolehan laba
usaha perusahaan. Laba lain, seperti keinginan untuk menguasai pasar disuatu
wilayah tertentu, maka ketidak mampuan perusahaan untuk mencapai laba yang
dianggarkan dapat ditolerir. Dengan harapan, setelah pasar dikuasai, perusahaan
dapat mengubah kebijakan penjualan pada waktu mendatang.
LATIHAN 4.1
Salah satu cabang perusahaan PT. Mitra Usaha
yang berlokasi di Batam memiliki kapasitas produksinya sebesar 100.000 unit per
tahun. Taksiran biaya yang akan dikeluarkan untuk membuat 100.000 unit tersebut
pada tahun 2014 adalah sebagai berikut:
- Biaya
Bahan Baku Langsung Rp.200.000.000
- Biay
Tenaga Kerja Langsung Rp.350.000.000
- Biaya
Overhead Variable Rp.150.000.000
- Biaya
Overhead Tetap Rp.240.000.000
- Biaya
Pemasaran Variable Rp.100.000.000
- Biaya
Pemasaran Tetap Rp.40.000.000
- Biaya
Administrasi Rp.90.000.000
# Total Rp.1.170.000.000
Sejak tahun 2010, perusahaan ini terus mengalami
kerugian, yang disebabkan karena ketidakmampuan perusahaan menjual dengan harga
diatas Rp12.000 per unit, tetapi hanya mampu menjual dengan harga maksimal
Rp10.500 per unitnya akibat persaingan yang ketat, yaitu para pesaing menjual
produknya kurang dari Rp10.500 per unit. Pada akhir bulan November 2013,
manajemen PT. Mitra Usaha mempertimbangkan untuk menutup cabang Batam tersebut
pada awal tahun 2014. Benarkah keputusan menutup cabang Batam tersebut?
Mengapa?
Jika cabang Batam ditutup, biaya yang dapat
dihapus oleh PT. Mitra Niaga hanyalah biaya variabelnya saja. Sedangkan biaya
tetapnya tidak dapat dihapus. Oleh karena itu, walaupun perusahaan berhenti
beroperasi dan berhenti berproduksi, biaya tetap yang ditanggung perusahaan
tidak dapat dihapus begitu saja. Perbandingan biaya berikut ini akan
memperjelas keputusan yang harus diambil perusahaan.
Keterangan
|
Terus Beroperasi
|
Ditutup
|
Pejualan
|
1.050.000.000
|
0
|
Biaya Bahan Langsung
|
(200.000.000)
|
0
|
Biaya Tenaga Kerja Langsung
|
(350.000.000)
|
0
|
Biaya Overhead Variabel
|
(150.000.000)
|
0
|
Biaya Overhead Tetap
|
(240.000.000)
|
(240.000.000)
|
Biaya Pemasaran Variabel
|
(100.000.000)
|
0
|
Biaya Pemasaran Tetap
|
(40.000.000)
|
(40.000.000)
|
Biaya Administrasi Tetap
|
(90.000.000)
|
(90.000.000)
|
Rugi Usaha
|
(120.000.000)
|
(370.000.000)
|
Jika perusahaan tetap beroperasi dengan tingkat
efisiensi yang tidak berubah dan harga jual tetap sebesar Rp10.500 per unit,
maka jelas setiap tahun PT. Mitra Uasaha cabang Batam akan mangalami kerugian
sebesar Rp120.000.000. akan tetapi, jika perusahaan ditutup dan menghentikan
seluruh aktivitas produksi, maka perusahaan tidak akan memperoleh pendapatan
sama sekali karena tidak ada produk yang dijual.SedangkanBiaya tetap sebesar Rp 370.000.000
tetap harus ditanggung perusahaan. Akibatnya, jika perusahaan menghentikan
produksi, maka kerugian yang harus di tanggung perusahaan adalah Rp 370.000.000
pertahun. Hal ini terjadi, dengan asumsi kapasitas produksi yang dimiliki
perusahaan dibiarkan tidak terpakai sama sekali. Dengan kerugian sebesar itu,
jelas menghentikan produksi bukanlah keputusan yang bijaksana karena akan
mengakibatkan perusahaan menanggung kerugian yang jauh lebih besar. Karena itu,
jalan keluar lain harus dipertimbangkan manajemen perusahaan agar persoalan
kerugian tersebut dapat terselesaikan. Biaya tetap yang ditanggung perusahaan,
walaupun jumlahnya relative tidak berubah ketika terjadi perubahan volume
produksi, tetapi terkadang terdapat sejumlah biaya tetap yang dapat dihindarkan jika
aktivitas produksi berhenti sama sekali. Misalnya, pengurangan tenaga satpam,
pengurangan tenaga mandor, pengurangan tenaga administrasi, dsbnya. Jika
perusahaan memiliki biaya tetap yang dapat dihindarkan, hal itu akan
menghasilkan perhitungan yang berbeda dan pilihan yang berbeda. Jika dalam
contoh kasus sebelumnya alternative menghentikan aktivitas produksi
mengakibatkan perusahaan dapat menghindarkan sebesar 60% biaya tetapnya, dan
jika fasilitas produksinya tidak digunakan sama sekali atau menyewakan
fasilotas produksinya kepada pihak lain yang akan menghasilkan pendapatan sewa
sebesar Rp 175.000.000 pertahun dan dapat menghindarkan biaya tetap sebesar
30%, maka perhitungan biaya diferensial menunjukkan hasil sebagai berikut:
Keterangan
|
Produksi
|
Ditutup
|
|
Disewakan
|
Tanpa kegiatan
|
||
Penjualan
|
1.050.000
|
0
|
0
|
Pendapatan sewa
|
0
|
175.000.000
|
0
|
Biaya bahan
langsung
|
(200.000.000)
|
0
|
0
|
Biaya tenaga kerja
langsung
|
(350.000.000)
|
0
|
0
|
Biaya overhead
variable
|
(150.000.000)
|
0
|
0
|
Biaya overhead
tetap
|
(240.000.000)
|
(168.000.000)
|
(96.000.000)
|
Biaya pemasaran
variable
|
(100.000.000)
|
0
|
0
|
Biaya pemasaran tetap
|
(40.000.000)
|
(28.000.000)
|
(16.000.000)
|
Biaya administrasi tetap
|
(90.000.000)
|
(63.000.000)
|
(36.000.000)
|
Rugi usaha
|
(120.000.000)
|
(84.000.000)
|
(148.000.000)
|
Adanya
biaya tetap yang dapat dihindarkan sebesar 30% jika prusahaan berhenti
berproduksi dan menyewakan fasilitas produksinya kepada pihak lain sebesar Rp
175.000.000 mengakibatkan PT Mitra Usaha Cabang Batam memperoleh pendapatan
sewa sebesar Rp 175.000.000, dan hanya menanggung biaya tetap sebesar 70% dari
masing-masing biaya tetap yang ada. Alternative ini mengakibatkan perusahaan
menanggung kerugian sebesar Rp 84.000.000. jika perusahaan memilih tidak
memanfaatkan sama sekali fasilitas produksinya, alternatif ini mengakibatkan
perusahaan dapat menghindarkan biaya tetap sebesar 60%, sehingga perusahaan
hanya menanggung biaya tetap sebesar 40% dari total biaya tetap yang ada.
Pilihan ini mengakibatkan perusahaan menanggung kerugian sebesar Rp
148.000.000. sedangkan jika memilih tetap berproduksi, maka kerugian yang harus
ditanggung perusahaan sebesar Rp 120.000.000 pertahun. Dengan hasil perhitungan
seperti ini, maka alternative untuk menghentikan aktivitas produksi dan
menyewakannya kepada pihak lain merupakan pilihan yang paling menguntungkan
perusahaan.
LATIHAN 4.2
Kapasitas
produksi PT. Mutiara Niaga per tahun adalah 180.000 unit. Untuk tahun mendatang
perusahaan berencana menjual produknya dengan harga Rp 15.000 per unit. Biaya
yang dikeluarkan untuk memproduksi 180.000 unit tersebut adalah sebagai berikut
:
- Biaya
Bahan Baku Langsung Rp. 540.000.000
- Biaya
Tenaga Kerja Langsung Rp.630.000.000
- Biaya
Overhead Variabel Rp. 270.000.000
- Biaya
Overhead Tetap Rp350.000.000
- Biaya
Pemasaran Variabel Rp180.000.000
- Biaya
Pemasaran Tetap Rp150.000.000
- Biaya
Administrasi Rp100.000.000
# Total Rp
2.220.000.000
Berdasarkan
pengalaman masa lalu, biasanya manajemen PT. Mutiara Niaga selalu memeperoleh
pesanan khusus dengan harga twaran yang lebih rendah. Misalnya, saat ini
perusahaan memperoleh pesanan dari PT. Koinmas, perusahaan distributor yang
penting di wilayah Sulawesi. PT. Koinmas menawar untuk membeli produk PT.
Mutiara Niaga dengan harga Rp 12.000 per unit. Produk PT Mutiara Niaga lebih
banyak dipasarkan di Pulau Jawa dan Bali. Di wilayah Jawa dan Bali, PT. Mutiara
Niaga menguasai lebih dari 60% pangsa pasar. Di wilayah Sulawesi, PT. Mutiara
Niaga belum dapat memasarkan produknya dengan baik karena persaingan yang ketat
dengan produsen lainnya. PT. Koinmas bersedia membeli produk PT. Mutiara Niaga
dalam jumlah berapapun asal harga sebesar Rp 12.000 per unit tersebut dapat
dikabulkan. Jika tawaran PT. Koinmas ini diterima, maka dapat dipastikan
pemasaran produk PT. Mutiara Niaga di wilayah Sulawesi akan terjamin dan
menembus pasar Sulawesi yang selama ini sulit dilakukan oleh tim pemasaran
perusahaan. Sedangkan manajemen perusahaan memiki keinginan besar untuk
menguasai pasar Sulawesi.
Bisakah tawaran PT. Koinmas tersebut diterima? Jika bisa diterima, mulai volume
penjualan berapakah dan berapa banyak produk yang harus dijual kepada PT.
Koinmas?
Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa biaya variabel perusahaan adalah Rp
1.620.000.000 (540.000.000 + 630.000.000 + 270.000.000 + 180.000.000). Itu
berarti biaya variabel per unit produk adalah Rp 9.000 (1.620.000.000 :
180.000.000 unit). Sedangkan biaya tetap total adalah Rp 600.000.000
(350.000.000 + 150.000.000 + 100.000.000). Jadi titik impas perusahaan tersebut
adalah :

Biaya
Variabel

Penjualan

8.000

15.000
= Rp. 1.500.000

15.000
= 100.000 unit
Karena
tidak impas dicapai pada volume penjualan sebesar 100.000 unit, maka pada
volume penjualan inilah perusahaan tidak akan mengalami rugi. Pada volume
penjualan sebesar 100.000 unit inilah seluruh biaya tetap sebesar Rp
600.000.000 telah ditutup, karena telah dibebankan seluruhnya pada 100.000 unit
penjualan produk perusahaan tersebut. Itu berarti, untuk volume penjualan di
atas 100.000 unit, perusahaan dapat menentukan harga jual hanya dengan
menghitung biaya variabelnya saja.
Jika PT. Mutiara Niaga ingin menguasai pasar Sulawesi melalui penjualan kepada
PT. Koinmas, maka penjualan dengan harga Rp 12.000 per unit tersebut dapat
diberikan jika PT. Mutiara Niaga dapat memastikan bahwa 100.000 unit yang
pertama dapat dijual di Pulau Jawa dan Bali dengan harga Rp 15.000 per unit.
Jika volume penjualan sebesar 100.000 unit dapat dipastikan di Pulau Jawa dan
Bali, maka volume penjualan di atas 100.000 unit dapat dilakukan dengan hanya
mempertimbangkan biaya variabelnya saja. Jika keinginan untuk untuk menguasai
pasar Sulawesi tersebut sangat kuat, perusahaan dapat menjual kepada PT.
Koinmas sebanyak 80.000 unit, yaitu volume kapasitas produksi dikurangi volume
penjualan impas.
BAB
3 PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Analisis biaya difensial ditujukan untuk
mengamati perilaku yang terjadi antara biaya tetap (fixed cost) dengan biaya
variabel (variable cost) apabila dikaitkan dengan estimasi kenaikan pendapatan (earning).
Jadi konsep dasar dari analisis ini adalah untuk mengetahui apakah terjadinya
kenaikan pendapatan diiringi kenaikan (increasing) biaya yang proporsional.
Dalam lingkup tugas manajemen, analisis ini biasa digunakan untuk pengambilan
keputusan (decision making) manajerial, seperti keputusan untuk menolak atau
menerima tambahan pesanan produk dari konsumen, keputusan untuk memperluas,
menutup atau melepaskan suatu fasilitas, keputusan untuk menentukan apakah
perusahaan perlu memproduksi sendiri atau membeli, atau keputusan untuk
menurunkan harga jual produk. Keputusan yang terakhir ini biasanya diambil pada
saat produk mengalami siklus penurunan, dimana profit margin semakin berkurang,
dan posisi produk mulai digerogoti produk pesaing (kompetitor)
DAFTAR
PUTAKA
Anthony,Dearden,Belford,
Management Controll System, 6th Edition, Irwin Inc.
Atkinson,
Banker,Kaplan,Young,Management Accounting,Prentice Hall
International,Inc,Second Edition,1997.
Apandi Nasehatum,Bugdet &
Control, Grasindo, Jakarta, 1999
Blocher, Chen, Lin, Cost
Management : A Strategi Emphasis, The Mcgraw-Hill Companies,Inc, 1999.
Bambang
Riyanto, Dasar – Dasar Pembelanjaan Perusahaan , Penerbit BPFE, Yagyakarta,
Edisi Keempat, 1997.
Komentar
Posting Komentar